Kamis, 27 Desember 2012

Pak Jokowi Memindahkan Pedagang Kaki Lima Tanpa Kekerasan












Ketika baru menjabat, Jokowi mulai menggagas
penataan Monumen ‘45 di Banjarsari. Kawasan area
publik itu sejak 1998 jadi kawasan paling kumuh di
Solo. Ratusan pedagang kaki lima tumplak di sana
tidak tertata. Namun Jokowi tak serta merta menggusur
mereka. Sebanyak 54 kali pertemuan supaya
ada kesepahaman dengan para pedagang. Dari 54
kali pertemuan itu, sebagian besar hanya diisi dengan
makan siang bersama.
Setelah sepakat, pedagang dicarikan tempat permanen
dan memadai. Sebuah pasar cukup megah di
kawasan Semanggi. Akhirnya pada Juli 2006, sebanyak 989 pedagang 
dari Monumen Banjarsari pindah
secara sukarela ke Pasar Notoharjo di Semanggi.
Perpindahan ini diramaikan arak-arakan bersama
yang sangat meriah. Semua senang tidak ada kesan
paksaan.
Sumber : Majalah Detik Edisi 17

Profil Pak Dahlan Iskan
















Lahir: 17 Agustus 1951, Magetan, Jawa Timur Agama: Islam Istri: Nafsiah Sabri Anak:

Azrul Ananda, Isna Fitriana Pendidikan: Fakultas Hukum IAIN Sunan AmpellMinout
Indonesia Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) (1979)lFINNON
LPPM (1980) Karier: Reporter Surat Kabar Mingguan Mimbar Masyarakat di Samarinda,
Kalimantan Timur (1975)lWartawan Majalah Tempo (1976)lCEO Grup Jawa Pos (1982)
lKomisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (2009)lDirektur Utama PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN) (23 Desember 2009)lMenteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (19
Oktober 2011).

Kata Mereka Tentang Pak Dahlan

1. 













Rhenald Kasali
Dahlan Iskan itu pemimpin
besar, prioritas pelayanan
rakyat, yang dia lakukan di
loket tol itu sebenarnya kan
bertentangan dengan SOP
Jasa Marga. Kalau di sini Jasa Marga merasa
di rugikan dia kan bilang “Sini saya
yang bayar costnya”, itu memperlihatkan
kalau dia lebih mengutamakan kepentingan
rakyat.

2.











Dirut PLN Nur Pamudji

Pak Dahlan itu cerdas, gesit dalam
bertindak. Berorientasi pada problem
solving dan sangat berkontribusi.
Ketua MPR Taufiq Kiemas
Gaya Dahlan Iskan
memang begitu. Kadang-kadang
perlu juga gaya
kepemimpinan seperti itu.
Gaya kepemimpinan seperti
itu bisa menjadi terobosan, tapi bisa juga
tidak. Boleh-boleh saja, tapi lebih baik
menjaga energi agar tidak gampang sakit.

3.













Anggota Komisi VI DPR/ FPDIP Hendrawan Supratikno
Dalam istilah manajemen ini disebut
hands on management, manajemen terlibat
penuh. Terobosan seperti ini sangat
dibutuhkan saat banyak BUMN yang statis,
beku. BUMN banyak, tapi miskin terobosan.
Kalau dalam kabinet kita ada 10
orang seperti Dahlan Iskan, akan terjadi
injeksi dinamisme yang luar biasa.

4.












Pengamat Ekonomi Dradjad Wibowo
Langkah Dahlan Iskan
adalah shock therapy yang
patut diapresiasi. Sebagai
kampanye publik juga bagus.
Tapi saya rasa tidak akan
memperbaiki pelayanan Jasa Marga dan
BUMN secara signifikan. Terlalu banyak
yang harus diperbaiki di BUMN Indonesia,
yang tidak bisa diperbaiki hanya dengan
shock therapy.

5.















Solahudin Wahid
Dahlan Iskan kan baru
beberapa tahun. Dia belum
teruji untuk memimpin suatu
kelembagaan yang besar
seperti negara. Jadi nggak
perlu bilang dia bagus. Tapi memang
sosok dia memiliki potensi. 2-3 Tahun ke
depan jika dia memimpin BUMN dengan
baik, maka Dahlan akan menjadi sosok
alternatif bagi calon pemimpin.

Sumber : Majalah Detik Edisi 17

Pak Dahlan Iskan Naik KRL ke Bogor



















Ini yang patutnya ditiru untuk para pimpinan kita sekarang
DEPOK, KOMPAS.com  Senin (5/12/2011) pagi tadi, sebagian orang yang berada di area di Stasiun Depok, Kota Depok, terkejut. Mereka tidak menyangka Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan hadir di tengah-tengah aktivitas pagi.
Dahlan tiba di Stasiun Depok pukul 08.10 dengan menggunakan kereta rel listrik (KRL). Dahlan datang tanpa protokoler resmi, hanya ditemani seorang lelaki yang mengenakan baju putih sewarna dengan kemejanya.
Petugas informasi yang bertugas saat itu melihat kedatangan Dahlan dan segera memberitahukan kepada Kepala Stasiun Depok Dwi Purwanto. Dwi bergegas keluar, tidak ada protokoler, tidak ada kerumunan, tidak ada wartawan. Yang ada adalah dua orang lelaki berbaju putih, seorang di antaranya Dahlan Iskan.
Saat berhadapan dengan Dwi, Dahlan menanyakan tempat loket dan jadwal keberangkatan kereta. "Beliau juga menanyakan mengapa penumpang naik di atas atap gerbong. Hobi atau kurang gerbong kereta?" kata Dahlan seperti yang ditirukan Dwi.
Dwi menjawab, mereka yang naik atap gerbong karena didorong kedua faktor itu. Sebagian, katanya, ada yang hobi karena ketika gerbong masih longgar mereka sudah naik ke atap. Faktor lain karena kurangnya rangkaian gerbong. Persoalan ini memang benar adanya. Jika ditambah, kata Dwi, pasti penumpang di atas atap akan berkurang.
Di Stasiun Depok, Dahlan hanya menghabiskan waktu 10 menit. Saat menunggu kedatangan kereta dari Bogor, tidak ada yang berubah. Penumpang tidak begitu memperhatikan Dahlan karena perhatian mereka pada keberangkatan rangkaian gerbong.
"Kebetulan rangkaian gerbong KRL ekonomi ke Jakarta tidak begitu sesak," kata Dwi.

Pak Ali Sadikin Saat Menampar Seorang Tentara

















Ini Baru seorang Pemimpin yang sebenarnya...
Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977
ini memiliki banyak cerita menarik semasa menjabat.
Salah satunya, pria yang sukses mengubah
wajah ibukota ini pernah menampar seorang tentara
yang menyetir ugal-ugalan di jalan raya.
Singkat cerita, truk bermuatan pasir 8 ton
yang dikemudikan personel Angkatan Laut (AL)
itu melaju kencang di jalur tengah Jl. Ahmad Yani.
Sontak sopir Bang Ali diperintahkannya mengejar.
Saat diinterogasi, tiga tamparan pun melayang
setiap kali mendapat jawaban ngawur. Ali yang
juga berlatar belakang tentara itu memperingatkan
bahwa anggota ABRI tak bisa semena-mena


Pak Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol















Masih ingat gak..?
Pagi hari tanggal 20 Maret 2012.

di pintu Tol Dalam Kota Jakarta, Dahlan
‘mengamuk’ melihat antrean panjang kendaraan.

Tidak cuma ngamuk, ia juga membuka loket tol yang
masih tutup dan membiarkan mobil melintas secara
gratis. Aksi mantan Dirut PLN itu dilakukan karena
geram instruksinya tak dijalankan PT Jasa Marga
Tbk.

Pascakejadian itu, Jasa Marga kalang kabut. Rapat
digelar. Petugas tol yang terlambat masuk kerja
di pintu Semanggi I, termasuk kepala shift, dikenai
surat peringatan (SP). Antrean kendaraan di pintu tol
pun ditertibkan. Sehari kemudian, tak tampak lagi
adanya barisan berpuluh-puluh meter mobil di pintu
Tol Dalam Kota.